You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Pangalengan
Desa Pangalengan

Kec Pangalengan, Kab Bandung, Provinsi Jawa Barat

Pelayanan Desa Pangalengan buka mulai dari jam 08.00 - 16.00 hari senin - jumat

Beradaptasi dengan Digitaliasi ala KPBS

Administrator 12 Juli 2019 Dibaca 2.451 Kali

 

 

 

 

Aplikasi Milk Collection Point Mobile (MCPB) memudahkan para peternak mengetahui jumlah dan pendapatan yang mereka peroleh (Foto:Dok.Kemenkop UKM)

Memakai topi khas gunung dan berjaket merah untuk menahan udara dingin Pangalengan, Jajang dengan mengendarai motornya tiba di Milk Collection Point (MCP) Koperasi Peternakan Bandung Selatan.

Tangannya cekatan menurunkan wadah berwana perak yang diikatkan di jok belakang. Wadah tersebut berisi produksi susu segar yang dihasilkan dari ternak sapinya pada hari itu.

Barisan peternak sudah mengantre untuk menimbang produksi susu yang mereka bawa. Tiba gilirannya, Jajang langsung menuangkan susu ke wadah besar terletak di atas timbangan digital. Juru timbang, mencatat hasilnya di sebuah ponsel yang terkoneksi secara digital. Di tangan Jajang, ponsel pintar sudah siap. Jumlah timbangan susu yang dibawa hari itu, langsung muncul di ponselnya. Dia bisa segera mengetahui jumlah pendapatan dari produksi susu yang dibawanya.

Proses transaksi itu tercatat melalui aplikasi yang disebut Milk Collection Point Mobile (MCPB). MCPB ini dirancang Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS) untuk memudahkan para peternak yang membawa produksi susunya mengetahui jumlah dan pendapatan yang mereka peroleh pada saat itu juga.

"Ini cara yang sangat memudahkan saya. Hanya dengan ponsel, saya bisa tahu berapa pendapatan saya hari ini. Semua transaksi terekam dalam aplikasi,” kata Jajang.

KPBS yang berdiri sejak 1969 merupakan koperasi peternak sapi perah yang beranggotakan sekitar 2.800 peternak sapi dari Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Pacet dan Kabupaten Bandung. Jumlah populasi sapi yang dimiliki anggota sebanyak 13.000 ekor dan 7.650 ekor. Koperasi mampu menghasilkan 2,5 juta kg produksi susu per bulan.

Sejak 2015, pengurus KPBS melakukan prubahan dari sistem konvensional ke arah digitalisasi. Model konvensional yang dijalankan KPBS sebelumnya membuat koperasi sulit berkembang. Terlihat dari model peternakan sapi perah masih tradisional, proses pengolahan susu membutuhkan waktu lama, risiko kerusakan susu tinggi, biaya penanganan susu sangat mahal, jangkauan pasar masih terbatas, proses administrasi masih sederhana.

Suatu keharusan bagi KPBS membangun sistem pelayanan dan usaha yang terintegrasi teknologi untuk meningkatkan daya saing, namun tidak meninggalkan fungsi koperasi. KPBS membangun sebuah system yang disebut Enterprise Resources Planning (ERP).

Sejauh ini yang sudah dilakukan ialah digitalisasi penyimpanan data (cloud server); digitalisasi penerimaan susu dari anggota/peternak, yakni melalui milk collection point (MCP) dan Milk Collection Point Mobile (MCP-M); digitalisasi pendistribusian barang pakan; digitalisasi pelayanan kesehatan hewan; dan digitalisasi informasi pendapatan dan simpanan anggota.

"Sekarang KPBS sedang memasuki era digitaliasi,” kata Ketua Umum KPBS Aun Gunawan.

Era digitalisasi telah memberikan banyak manfaat bagi KPBS, antara lain menjaga mutu, informasi lebih cepat dan akurat, meminimalisir kesalahan, meningkatkan kepercayaan anggota dan pelanggan, koordinasi yang lebih baik, memiliki standar pelayanan, dan dapat diakses di mana pun.

Keberadaan MCP dengan sistem digital, misalnya bertujuan untuk menjaga jumlah Total Plate Count (TCP) atau bakteri yang terkandung dalam susu serendah mungkin. Semakin rendah nilai TPC yang terkandung di dalam susu segar, maka semakin tinggi kualitasnya. Dengan sistem tersebut, peternak akan mendapatkan harga susu yang adil dan sesuai dengan kualitas susu yang dihasilkan.

Paling penting dari penerapan sistem digital ini adalah peningkatan penghasilan peternak. Peternak memperoleh jumlah yang akurat dan harga yang adil.

Produksi susu segar dari KPBS saat ini terkenal dengan kualitasnya yang baik, ditunjang dengan kualitas iklim Pangalengan yang ideal untuk sapi perah. Karena itu, KPBS memiliki kemitraan dengan beberapa pabrik pengolahan susu.

Kinerja KPBS yang baik ini telah diganjar dengan Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

Kinerja KPBS yang baik ini telah diganjar dengan Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

“Permintaan sangat tinggi, namun produksi masih terbatas,” kata Aung yang pernah menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia tahun 2017.

Aun mengatakan di samping memproduksi susu untuk dipasok ke mitra, KPBS memanfaatkan pasar untuk produk turunan susu yang masih terbuka. KPBS sudah mengembangkan bisnis diversifikasi produk susu segar, seperti yoghurt, makanan ringan dan produk lainnya.

Koperasi yang memiliki Unit BPR ini tengah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja termasuk terus mempertahankan mutu susu segar dan meningkatkan produksi. Aung menegaskan kesejahteraan peternak dan anggota adalah tujuan utama dalam pengembangan usaha dan berbagai diversifikasi usaha yang dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2022 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 3.378.627.900,00 Rp 3.378.627.900,00
100%
Belanja
Rp 3.418.117.700,00 Rp 3.418.117.700,00
100%
Pembiayaan
Rp 139.489.800,00 Rp 139.489.800,00
100%

APBDes 2022 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp 12.000.000,00 Rp 12.000.000,00
100%
Hasil Aset Desa
Rp 147.000.000,00 Rp 147.000.000,00
100%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp 3.300.000,00 Rp 3.300.000,00
100%
Dana Desa
Rp 1.534.699.000,00 Rp 1.534.699.000,00
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 272.003.500,00 Rp 272.003.500,00
100%
Alokasi Dana Desa
Rp 1.279.625.400,00 Rp 1.279.625.400,00
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 130.000.000,00 Rp 130.000.000,00
100%

APBDes 2022 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp 1.707.568.700,00 Rp 1.707.568.700,00
100%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp 531.323.000,00 Rp 531.323.000,00
100%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp 174.500.000,00 Rp 174.500.000,00
100%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp 240.350.000,00 Rp 240.350.000,00
100%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp 764.376.000,00 Rp 764.376.000,00
100%